Panen Padi Apung di Banjarbaru, Wujudkan Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani




Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel mengadakan syukuran panen padi apung dan tanam perdana padi apung IP 200 di Poktan Bina Tani, Kelurahan Bangkal, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Bank Kalsel, Bank Indonesia, OJK, Bulog, serta jajaran Pemerintah Kota Banjarbaru, camat, dan lurah setempat.
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin melalui Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman, mengucapka, panen padi apung di Banjarbaru, tepatnya di wilayah Bangkal, dilaksanakan dengan hasil ubinan sebesar 4,2 ton per hektare.
“Hasil ini melebihi produktivitas padi regional yang ditanam di lahan biasa,” kata Syamsir, Kamis (17/4/2025).
Keunggulan dari padi apung ini, lanjut Syamsir, adalah tidak memerlukan olah lahan sehingga menghemat biaya produksi. Selain itu, proses panen juga lebih efisien karena tidak memerlukan alat berat seperti combine harvester. Penggunaan pupuk pun lebih terukur, dan panen dapat dilakukan dengan menarik alat yang disebut strelpom.
“Petani sangat bergembira bahkan meminta tambahan strelpom, yang dapat digunakan hingga 12 kali sebelum tidak efektif lagi,” tambahnya.
Menurutnya, padi apung yang ditanam di Banjarbaru ini merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya di beberapa kabupaten, seperti HSU, HSS, HST, Barito Kuala, dan Tanah Bumbu.
“Padi apung adalah solusi terbaik ketika air naik dan pasang, memungkinkan kita untuk tetap menanam saat kondisi banjir,” jelas Syamsir.
Untuk itu, dengan optimasi, padi apung di Banjarbaru dapat ditanam hingga empat kali dalam setahun.
Syamsir menegaskan, sesuai arahan Gubernur Kalsel, H. Muhidin, penting untuk mendidik masyarakat dan membantu petani dalam mengembangkan padi apung, yang merupakan solusi unik di Kalimantan Selatan.
Pemerintah juga mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia, OJK, dan Bank Kalsel yang telah mendukung petani dalam persiapan alat dan kebutuhan lainnya. Dalam waktu dekat, akan dilakukan panen padi apung yang lebih luas di Kabupaten HSS dengan kolaborasi berbagai pihak.
Banjarbaru memiliki lahan pertanian berkelanjutan seluas kurang lebih 800 hektar yang dilindungi melalui peraturan wali kota, untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian.
“Kami tidak bisa berdiam diri saat petani mengalami hambatan akibat naiknya air. Padi apung adalah solusi yang kami tawarkan,” tutup Syamsir.
Kegiatan syukur panen padi apung dan tanam padi ini dirangkai dengan penyerahan bantuan pertanian oleh Pemerintah Provinsi Kalsel kepada Kota Banjarbaru. MC Kalsel/tgh