Pemprov Kalsel Upayakan Rehabilitasi Mangrove di Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) terus berkomitmen dalam upaya rehabilitasi mangrove di wilayah pesisir, khususnya di Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu.
Pada tahun 2024, Dislutkan Kalsel berhasil menanam sekitar 238.000 pohon mangrove di tiga kabupaten, dengan rincian Tanah Laut 32.000 pohon, Tanah Bumbu 55.000 pohon, dan Kotabaru 155.000 pohon.
Kepala Dislutkan Kalsel, Rusdi Hartono, mengungkapkan bahwa target penanaman mangrove untuk 2025 kembali ditetapkan seluas 50 hektare. Namun, ia menyambut baik informasi mengenai rencana penanaman mangrove seluas 400 hektare oleh pihak swasta tahun ini.
“Tentu kabar ini sangat menggembirakan karena dengan kemampuan keuangan daerah yang terbatas, kami sangat merasa bersyukur,” ujarnya di Banjarbaru, Jumat (11/4/2025).
Rusdi menambahkan bahwa meskipun berbagai dinas memiliki program terkait mangrove, Indikator Kinerja Utama (IKU) tetap menjadi tanggung jawab Dislutkan.
“Dalam 2-3 tahun terakhir ini, sudah lumayan untuk rehabilitasi mangrove pesisir ini karena mangrove yang jarang hutannya itu masih seluas 6.000 hektare,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa penyelesaian masalah ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
Selain itu, Rusdi menyoroti potensi perdagangan karbon sebagai peluang tambahan.
“Jadi kalau hutan mangrove itu jika dibandingkan dengan hutan di darat, lima hektare mangrove di darat sama dengan 1 hektare mangrove karena mangrove sangat menyerap karbon storid,” ungkapnya.
Dislutkan Kalsel juga telah memulai proses perhitungan dan verifikasi jumlah karbon yang ada di kawasan pesisir.
“Kita juga sudah mulai menghitung dan memverifikasi berapa karbon yang ada di kawasan pesisir,” tambahnya.
Meskipun demikian, Rusdi menyebut bahwa tahun ini fokus utama tetap pada sektor kehutanan.
“Akan tetapi tahun ini di kehutanan dulu, karena memang hutan digarap,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa konsultasi dengan kementerian terkait telah dilakukan, meskipun implementasinya belum terealisasi sepenuhnya.
Upaya rehabilitasi mangrove ini tidak hanya bertujuan untuk memulihkan ekosistem pesisir, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui peningkatan hasil perikanan.
“Nelayan sangat merasakan dampak positif dengan hidup berkembangnya mangrove di wilayah pesisir, juga berpengaruh pada hasil tangkapan ikan dan kepiting,” kata Rusdi.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan upaya rehabilitasi mangrove di Kalsel dapat berjalan efektif dan berkelanjutan, demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. MC Kalsel/scw